Postingan

Metrotvnews.com, Jakarta:  Pemuda diharapkan tidak memandang sebelah mata sektor pertanian. Sebab, pertanian adalah sektor atau profesi yang menjanjikan. "Saya menekankan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan bangsa dimulai dari lingkup terkecil yaitu desa. Itu semua harus dimulai sejak dini," kata Ketua Umum DPP Pemuda Tani Indonesia dalam keterangan tertulis Selasa 29 Agustus 2017. Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francis juga mendorong pemuda agar tertarik dengan pertanian. Di antaranya melalui dialog yang bekerjasama dengan BEM Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten pada akhir pekan lalu. Fary menceritakan dalam dialog yang mengusung tema "Kaya Raya di Usia Muda dengan Bertani" itu, dihadiri sekira 500 pemuda. Fary memiliki harapan ratusan pemuda itu jatuh cinta dengan pertanian. "Kegiatan dialog tani ini menampilkan tiga orang narasumber dengan latar belakang yang berbeda-beda," ujar dia. Pertama adalah seorang petani rempah-re

Menciptakan Pertanian Mandiri

Gambar
Menciptakan Pertanian Mandiri Di negara kita, tanggal yang ditentukan untuk memperingati petani dan pangan jatuh di waktu yang tidak terlampau jauh. Hari Tani Nasional berada di tanggal 24 September dan Hari Pangan Sedunia dirayakan setiap tanggal 16 Oktober. Jeda waktu yang kurang dari sebulan ini seolah mengingatkan bahwa keterkaitan antara pangan dan petani sangatlah erat. Tentu, karena petanilah sumber dari jenis pangan yang dikonsumsi dalam keseharian kita. Kesejahteraan Petani = Kedaulatan Pangan Dalam setiap peringatan Hari Pangan, maka akan mudah sekali menemukan bahasan mengenai isu pangan yang dihadapi Indonesia. Di antaranya adalah kekhawatiran jumlah produksi domestik yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga bergantung pada impor yang harganya tinggi dan berubah-ubah di pasaran. Jika kemudian dicari kebijakan sebagai solusinya, maka kebijakan pangan setidaknya harus berlandaskan 3 hal berikut; ketahanan pangan ( food security ), swasembada pangan (

Minat Bertani Generasi Muda Menurun, Indonesia Terancam Krisis Petani

Gambar
Haning Romdiati,  5 Oktober 2015 (Jakarta Humas LIPI). Indonesia terancam krisis petani akibat proses regenerasi yang berjalan stagnan. Saat ini generasi muda di desa memilih pindah ke kota dan meninggalkan sektor pertanian, ujar Kepala Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dra. Haning Romdiati, M.A di Media Center LIPI, Jakarta pada Jum at (2/10) lalu. Menurut Haning, para pemuda mengalami perubahan persepsi seiring arus modernisasi sehingga menjadi petani tidak lagi menjadi pilihan mereka. Padahal Indonesia membutuhkan petani-petani yang produktif untuk memaksimalkan produksi pangan, terutama karena Indonesia adalah negara agraris, jelasnya.  LIPI saat ini tengah melakukan riset melalui tim peneliti Program Unggulan, sub program Ketahanan Sosial, Ekonomi dan Budaya dari tahun 2015 hingga 2019 mendatang. Pada tahun pertama penelitian atau tahun ini, tim melakukan penelitian di tiga desa di wilayah eks Karesid

Kill the DJ, dari Panggung Hiphop untuk Petani Klaten

Hanna Azarya Samosir  , CNN Indonesia | Rabu, 19/08/2015 11:48 WIB   Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan topi hitam,  headphone  melingkar di leher, serta kemeja batik terbuka sehingga memberi celah pada kaus putih di dalamnya, rapper asal Jawa Tengah, Marzuki Mohamad alias Kill the DJ, menggoreskan kapur putih di atas kaca mobil hitam. Mas Juki, demikian ia akrab disapa, sedang mengajarkan Matematika kepada anak-anak yang duduk di sekitarnya. Usai mengajar, Mas Juki mengendarai mobilnya. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan sekelompok petani yang sedang kesulitan di tengah sawah. Senyum mengembang, Mas Juki membantu dengan tangan terentang. Adegan dalam sebuah iklan kampanye bertajuk  Bagaikan Air  dari salah satu produsen air mineral tersebut, tak hanya dapat dilihat di layar kaca. Pemandangan tersebut sudah biasa dilihat di Dusun Banjarsari, Klaten, Jawa Tengah, kampung halaman Mas Juki. Lahir dan tumbuh sebagai anak seorang petani, Mas Juki paham betul masala